Wednesday, 15 December 2010

Dari India Jadi CEO Wanita No 1 di Amerika

Bukan hal yang baru bagi seorang wanita mengelola bisnis. Namun menjadi  'businesswoman' yang berpengaruh tentu tak banyak wanita bisa meraihnya.
Salah satu wanita berpengaruh adalah Indra Nooyi, yang menduduki rangking pertama dari 50 most powerful women in business oleh Majalah Fortune. Dia mengalahkan para eksekutif bisnis wanita berpengaruh lainnya di Amerika Serikat.
Lantas, siapakah sesungguhnya Indra Nooyi?

Indra Nooyi adalah Chairman dan CEO PepsiCo, perusahaan makanan dan minuman besar dunia. Beberapa unit usaha Pepsi yaitu Quaker, Pepsi-Cola,  Tropicana, dan Gatorade, dan membuat makanan kemasan di 200 negara. Dengan pendapatan US$60 miliar, Pepsi Co mempekerjakan 285 ribu orang di seluruh dunia.

Nooyi merupakan arsitek utama dari strategi pertumbuhan PepsiCo. Ia menjabat sebagai Chairman dan CEO pada 1 Oktober 2006. Dia merancang strategi global perusahaan lebih dari 1 dekade dan memimpin restrukturisasi, termasuk divestasi restoran YUM! menjadi sukses, akuisisi Tropicana dan merger dengan Quaker Oats.

Sebelum menjadi CEO, ia menjadi presiden dan Chief Financial Officer mulai 2001. Ia bertanggung jawab mulai dari keuangan, strategi, proses bisnis, platform perusahaan dan inovasi.

Dia lulusan Madras Christian Colleh, menapat gelar MBA dari Indian Institute of Management di Calcutta, dan Master of Public and Private Management dari Universitas Yale.

Namun sesungguhnya perjuangan ibu dua putri ini sungguh luar biasa. Nooyi yang lahir di Madras India 1955 ini tumbuh di kalangan kelas menengah dan mendobarak aturan konservatif.
Ia bergabung dengan tim cricket wanita, ia juga bahkan bermain gitar dalam band-nya yang semuanya wanita pada saat belajar di Madras Christian College. Setelah mendapatkan gelar sarjananya dalam bidang kimia, fisika, dan matematika, ia melanjutkan mendaftar di Indian Institute of Management di Calcutta.

Setelah bekerja di beberapa perusahaan di India, ia lalu hijrah ke Amerika untuk belajar di Amerika Serikat, dan diterima di Yale University Graduate School of Management di New Haven. Yang mengejutkan, orang tuanya setuju dan membiarkan dia pindah ke Amerika. Padahal, pada 1978, tidak pernah terdengar bahwa seorang gadis India terbang jauh menuntut ilmu ke negeri seberang.

Untuk berjuang di Amerika, ia harus bekerja sebagai resepsionis di malam hari. Ia mengaku mengerjakan seluruh pekerjaan di musim panas dengan menggunakan kain sari karena tidak mampu membeli pakaian. Bahkan ketika dia pergi wawancara di perusahaan konsultan bisnis bergengsi, ia menggunakan kain sari karena tak mampu membeli setelan baju kerja.

Di Amerika ia bekerja perusahan konsultan bergengsi, Boston Consulting Group pada 1980, dan berbagai proyek perusahaan internasional, ia bekerja ke Motorola pada 1986 dan menjadi eksekutif senior. Kepemimpinannya membuat ia dilirik oleh Kepala General Electric Jack Welch dan CEO PepsiCo Wayne Calloway, namun ia memilih bekerja di Pepsi.

Ia lalu menjadi penentu strategi utama Pepsi. Ia bukan sekedar mendesak PepsiCo membangun kembali identitas dan aset, namun ia juga berpengaruh dalam sejumlah keputusan penting. Ia negosiator ulung dengan membuat kesepakatan tingkat tinggi. Pepsi lalu memutuskan untuk memisahkan divisi restorannya pada 1997, dan membuat KFC, Pizza Hut dan Taco Bell menjadi perusahaan terpisah.

Ia juga menjadi kepala deal maker untuk dua akuisisi penting yaitu membeli perusahaan jus jeruk Tropicana sebesar US$3,3 miliar pada 1998 dan Quaker Oats sebesar US$14 miliar.

Dengan kesuksesan itu, Nooyi dipromosikan menjadi kepala keuangan pada 2000. Itu adalah jabatan tertinggi wanita India diantara perusahaan di Amerika. Setahun kemudian, ia diberi jabatan presiden direktur. (hs) VIVAnews

Advertiser