Thursday 27 August 2015

140 Milyar untuk Situs Revolusi Mental, Untuk Apa? Ini Tampilannya...

Setelah beberapa waktu lalu sempat dibuat heboh dengan kemunculan situs revolusi mental yang digagas oleh kabinet kerja presiden Jokowi, sampai saat saya posting tulisan ini, situs yang beralamat www.revolusimental.go.id masih juga belum menampakkan wajahnya.

Benar-benar bikin heboh bukan? pasalnya, alamat URL situs tersebut sudah tidak bisa diakses lagi dua hari pasca dilaunching oleh Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan sampai sekarangpun belum bisa diakses. Mantap kan?

Yang bikin heboh lagi, masak ia membuat sebuah situs harus ngabisin uang 140 Milyar...gak masuk akal banget....Media-media pun tak kalah hebohnya dengan terus memperbesar masalah 140 Milyar. Minta kecipratan milyarannya kali ya?

Wajar, karena masyarakat pasti ingin tau tentang suatu kebenaran. Jika memang dianggarkan 140 Milyar untuk website, jelas sekali, pakar internet paling mahir di duniapun akan bilang itu "tidak masuk akal"

Faktanya, membuat sebuah situs tak akan mengeluarkan biaya milyaran, saya saja paling maksimal ngabisin 1 jutaan untuk sebuah web yang saya buat. Kecuali, semua ditanggung sendiri mulai dari server sampai bayar desainer.

Dan ternyata benar, 140 Milyar akhirnya dikonfirmasi oleh Asisten Deputi Kebudayaan Kemenko PMK Herbin Manihuruk.

"Kurang dari Rp 20 juta pembuatannya. Ini menggunakan anggaran yang sudah tersedia di Kemenko PMK," ujar Herbin kepada wartawan di kantornya.

Dengan penjelasan seperti itu bagi saya tetap saja 20 juta itu angka buang-buang uang untuk sebuah web yang katanya akan berisi cara-cara agar masyarakat punya solusi untuk merevolusi mental. Apalagi saat diakses cuma keluar:

"Mohon maaf, karena antusiasme masyarakat yang begitu tinggi, server kami mengalami overload. Untuk itu, kami sedang dalam proses upgrade server. Terima kasih untuk dukungan dan partisipasinya. Salam Revolusi Mental!"

Revolusi Mental Kok Pake Website?

Menurut saya, revolusi mental itu adalah suatu gerakan mengubah mental masyarakat yang tadi amburadul menjadi lebih teratur dan baik. Maka hal mendasar yang dibutuhkan untuk menciptakan hal ini adalah teladan dari para pemimpin yang menggembar-gemborkan revolusi mental.

Revolusi mental tidak bisa dengan anjuran ini itu, spanduk atau baliho besar-besar apalagi dengan sebuah website yang belum tentu diakses oleh jutaan penduduk Indonesia. Konyol dan oon rasanya merevolusi mental dengan website.

Bagaimana mau menciptakan sebuah revolusi jika yang mempopulerkannya justru seseorang yang ternyata dikenal suka ingkar janji. Apalagi yang direvolusi adalah mental, tidak cukup dengan membuat web yang belum jelas sampai kapan bisa diakses (baru dibuat saja sudah tidak bisa diakses...)

Sejauh ini belum ditemukan teladan yang baik dari para pejabat-pejabat baru di pemerintahan Indonesia saat ini. Hanya nol koma sekian persen. Justru yang muncul adalah kontroversi disana-sini. Negara malah terlihat semakin amburadul, lantas untuk apa website? Mungkin untuk memberi pekerjaan kepada para desainer dan programer web. Bisa jadi.

Karna jika web tersebut cuma berisi himbauan, ajakan, dan sejenisnya, masyarakat sudah bosan, muak. Sudah cukup banyak yang mengajak untuk demikian melalui website.

Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah teladan dari sang pemimpin dan pejabat-pejabat yang ada dijajarannya. Jika berkata A maka A tersebut sudah benar-benar ada dalam jiwa sang pemimpin.

Jangan berkata A tapi berbuat B, akhirnya masyarakat bingung dan justru mencela sampai menghina sang pemimpin. Jadi jangan salahkan masyarakat saat mulai gerah dan menjadi-jadi.

140 Milyar untuk merevolusi mental juga agenda buang-buang uang. Mental tidak bisa diubah melalui uang. Justru uang terkadang jadi perusak mental dari pemegang dan pengelolanya. Munculnya banyak koruptor juga karena uang.

So, 140 Milyar lebih baik digunakan untuk memberi modal usaha bagi orang-orang miskin yang hidupnya tidak jelas.Membuka lapangan pekerjaan bagi mereka adalah salah satu cara merevolusi mental agar tidak muncul pengemis-pengemis dan penjahat-penjahat jalanan baru.

Revolusi Mental?? Ah....mental penjabat saja yang diubah dulu...cukup berikan teladan yang baik bagi masyarakat dengan jiwa yang penuh dengan keikhlasan untuk mensejahterakan rakyat, bukan dengan tujuan pencitraan atau lain sebagainya.

Hemat saya, situs www.revolusimental.go.id ini banyak diakses masyarakat karena rasa penasaran akan tampilan dan isi web pasca di launching dan heboh 140 milyar. Setelah itu?

Berikut tampilan terbaru tanggal 28 Agustus 2015;





Advertiser